HamaTanaman Apel. Hama yang sering menyerang tanaman apel biasanya berupa sebagai berikut: 1. Kutu daun ( Apis Pomi Geer ) Gejala: Daun mengalami perubahan menjadi krut, keriting, terlambat berbunga, buah mudah gugur atau berjatuhan dan buah tidak berkualitas. Ciri kutu hijau: Memiliki warna hijua, kekuningan , antena pendek, panjang tubu 1,8
Di Indonesia, anda akan sangat sulit menemukan pohon apel karena iklim dan cuaca sebagian besar daerah di Indonesia tidak cocok untuk tanaman tersebut. Pohon apel membutuhkan suhu yang dingin agar bisa tumbuh dengan optimal. Provinsi yang menjadi komoditas apel adalah Aceh, sebagian jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Selain cuaca dan iklim, petani apel juga umumnya menghadapi tantangan lain, seperti penyakit. Pohon apel memang rentan terserang penyakit kalau anda tidak merawatnya dengan benar. Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang pohon dengan nama latin Malus domestica ini, yang umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Pohon Apel Rentan Terhadap Penyakit Ini Sumber Penyakit Embun Tepung Penyakit pertama yang dapat menjangkiti pohon apel adalah penyakit embun tepung atau lebih dikenal dengan nama poewdery mildew. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh jamur yang bernama Padosphaera dan Stadia. Kedua jamur tersebut akan membuat bagian daun apel terlihat putih. Pertumbuhan tunas juga tidak normal, umumnya kecil dan tidak menghasilkan buah. Kalaupun berbuah, ada bercak cokelat pada buah. Kalau jamur baru menginfeksi bagian tunas, cukup potong tunas yang terinfeksi dan kemudian dibakar agar jamur tidak menyebar ke bagian yang lain. Namun, anda dapat menggunakan fungisida kalau sudah parah. Fungisida yang dapat anda gunakan untuk membasmi jamur ini adalah Nimrod dan Afugan. 2. Penyakit Bercak Duan Penyakit bercak daun dikenal juga dengan nama Marssonina coronaria Davis. Seperti namanya, penyakit ini menibulkan gejala bercak pada daun. Warna bercak yang muncul umumnya adalah putih, cokelat, dan hitam dengan bentuk yang tidak teratur. Penyakit ini biasanya menyerang daun yang berumur 4 sampai 6 minggu. Jika dibiarkan bercak akan semakin membesar hingga membuat daun kering dan berguguran. Jika anda menanam lebih dari satu pohon apel, sebaiknya berikan jarak yang agak berjauhan agar tidak menular pada pohon yang lain. Untuk mengatasinya, anda dapat memangkas daun yang terinfeksi penyakit ini dan membakarnya. Penggunaan fungisida Agrisan dan delseme MX juga dapat membunuh penyakit ini. Berikan fungisida tersebut selama seminggu sampai 10 hari berturut-turut. 3. Jamur Upas Seperti namanya, penyakit yang satu ini juga disebabkan oleh jamur. Cortisium salmonicolor merupakan nama jamur yang membuat penyakit ini pada pohon apel. Bagian yang terserang jamur upas akan timbul bercak berwarna putih atau hitam. Untuk mengatasinya, anda dapat mengurangi kelembapan. Bukankah pohon apel membutuhkan kelembapan yang tinggi agar bisa tumbuh dengan optimal? Memang benar. Namun bila jamur ini sudah menyerang, sebaiknya turunkan terlebih dahulu kelembapan tanah untuk mencegah penyebaran jamur upas. Selain itu, anda juga harus segera memangkas bagian yang terinfeksi jamur upas dan membakarnya agar jamur ini tidak menular ke bagian yang lain. 4. Penyakit Kanker Batang dan cabang yang membusuk dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman merupakan tanda pohon apel yang anda miliki terkena penyakit kanker. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh jamur bernama Botryosphaeria. Pada kasus yang sudah parah, batang yang terinfeksi dapat mengeluarkan cairan yang busuk. Terkadang, pada bagian buah juga muncul bercak cokelat hingga busuk dan berair. Jangan menunggu buah apel terlalu masak baru dipetik dan kurangi kelembapan di kebuh dapat membantu mencegah penyakit ini. Pangkas bagian yang sudah terinfeksi dan bakar. Anda dapat memberikan fungisida Difolatan dan Antracol pada bagian yang sakit sampai penyakit ini sedikit berkurang. 5. Buah Busuk Seperti buah lainnya, buah apel juga berisiko untuk busuk. Buah yang busuk juga dapat menjadi penyakit. Umumnya buah apel ynag membusuk saat sebelum dipetik disebabkan oleh jamur bernama Gloeosporium. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya bercak hitam hingga orange pada buah apel. Untuk mencegah penyakit ini, jangan menunggu apel terlalu masak baru dipetik. Berikan fungisida Benomyl juga dapat mencegah penyakit yang satu ini. 6. Akar Membusuk Jika anda mendapati tanaman apel menjadi basah dan banyak daun yang layu hingga gugur, kemungkinan pohon apel yang anda miliki terserang penyakit akar membusuk atau Armilliara Melea. Pohon apel yang sudah terinfeksi penyakit ini akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat, terutama pada bagian akar. Untuk mengatasinya, anda harus mencabut tanaman ini hingga ke akarnya. Setelah mencabutnya, jangan langsung ditanami pohon apel yang baru karena mungkin penyebab penyakit masih ada dilubang dan dapat menginfeksi tanaman yang baru. Anda harus menunggu minimal 1 tahun. Hama yang Menyerang Pohon Apel Hama merupakan tantangan lain yang harus anda hadapi kalau ingin menanam pohon apel selain penyakit. Ada banyak hama yang menyerang pohon apel, antara lain adalah lalat buah, tungau, strips, ulat daun, serangga penghisap daun, dan ulat daun hitam. Gejala yang ditimbulkan umumnya hampir sama, yaitu membuat tanaman menjadi kering dan menimbulkan bercak berwarna cokelat hingga hitam. Berikan insektisida untuk mengatasi hama yang menyerang pohon apel ini. Sesuaikan penggunaan insektisida untuk setiap jenis hama. Sumber pohon apel yang anda miliki pernah terserang penyakit di atas? Semoga tidak pernah karena akan sangat sulit merawatnya.
Caramengatasi tanaman yang terserang jenis hama ini yaitu dengan cara membuang atau memusnahkan tanaman yang sudah terkena hama kutu. Cara mencegah terjadinya kerusakan yang dikarenakan kutu kita dapat melakukan penyemprotan pada daun dan batang tanaman dengan menggunakan obat pembasmi hama kutu.
Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel mulai ditanam pada tahun 1934, hingga saat ini tanaman apel sudah banyak ditanam di berbagai wilayah. Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah dataran tinggi. Di Kota Batu, Jawa Timur, apel merupakan buah yang menjadi ikon kota wisata ini. Apel di Kota Batu sudah mulai ditanam sejak tahun 1950 dan berkembang pesat pada tahun 1960-an hingga saat ini. Seiring berkembangnya tanaman apel di kota batu, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman apel juga perlu dilakukan dengan baik. Pakar atau pihak yang berkompeten dalam bidangnyalah yang dapat memberikan solusi dalam setiap permasalah yang dihadapi oleh petani. Keterbatasan jumlah pakar dan pengetahuan menjadi kesulitan dalam proses identifikasi hama dan penyakit tanaman apel. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan suatu sistem yang disebut sistem pakar. Sistem pakar adalah program atau aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang pakar. Aplikasi sistem pakar berbasis website banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat, dapat mengambil keputusan dengan cepat merupakan nilai lebih dalam aplikasi sistem pakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah certainty factor CF, metode tersebut menyatakan tingkat kepercayaan dalam sebuah kejadian atau fakta berdasarkan bukti ataupun penilaian dari seorang pakar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!7!!Sistem Pakar Diagnosa Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Apel Menggunakan Metode Certainty Factor Alfan Hadi Permana1, Rosa Andrie Asmara2, Ariadi Retno Tri 1Program Studi Teknik Informatika, 2,3Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang ABSTRAK Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel mulai ditanam pada tahun 1934, hingga saat ini tanaman apel sudah banyak ditanam di berbagai wilayah. Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah dataran tinggi. Di Kota Batu, Jawa Timur, apel merupakan buah yang menjadi ikon kota wisata ini. Apel di Kota Batu sudah mulai ditanam sejak tahun 1950 dan berkembang pesat pada tahun 1960-an hingga saat ini. Seiring berkembangnya tanaman apel di kota batu, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman apel juga perlu dilakukan dengan baik. Pakar atau pihak yang berkompeten dalam bidangnyalah yang dapat memberikan solusi dalam setiap permasalah yang dihadapi oleh petani. Keterbatasan jumlah pakar dan pengetahuan menjadi kesulitan dalam proses identifikasi hama dan penyakit tanaman apel. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan suatu sistem yang disebut sistem pakar. Sistem pakar adalah program atau aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang pakar. Aplikasi sistem pakar berbasis website banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat, dapat mengambil keputusan dengan cepat merupakan nilai lebih dalam aplikasi sistem pakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah certainty factor CF, metode tersebut menyatakan tingkat kepercayaan dalam sebuah kejadian atau fakta berdasarkan bukti ataupun penilaian dari seorang pakar. Kata kunci sistem pakar, tanaman apel, hama dan penyakit, metode certainty factor I. PENDAHULUAN Kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence AI dapat didefinisikan sebagai mesin cerdas yang dapat membantu melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia. Menurut Encyclopedia Britania kecerdasan buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan. Salah satu cabang dari kecerdasan buatan adalah Expert System atau sistem pakar, yaitu program penasehat berbasis komputer yang mencoba meniru proses berpikir dan pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah-masalah spesifik. Sistem pakar merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang pakar. Aturan-aturan di dalamnya memberitahu program, bagaimana ia memberlakukan informasi-informasi yang tersimpan. Berdasarkan itu program memberikan solusi-solusi atau bantuan mengambil keputusan mengenai permasalahan tertentu, mirip dengan saran seorang pakar. Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. Apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Salah satu sentra produksi apel di Indonesia adalah Batu dan Poncokusumo, Kab. Malang. Di Kota Batu, kegiatan budidaya apel berlangsung hampir setiap tahunnya dengan dua kali masa panen. Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan tanaman apel. Para petani biasanya melakukan pencegahan dengan melakukan penyemprotan setiap 1 - 2 minggu sekali dengan dosis ringan. Pencegahan ini agar hama dapat segera ditanggulangi dan baik dilakukan di pagi atau sore hari. Terkadang petani juga membutuhkan seorang pakar dalam menentukan jenis hama dan penyakit pada tanaman apel agar dapat memberikan solusi terbaik. Demikian pula jika ditemukan adanya jenis hama dan penyakit baru pada tanaman apel, maka seorang pakar harus melakukan penelitian guna mendapatkan keterangan dari hama dan penyakit baru tersebut dan secepat mungkin memberikan sosialisasi kepada para petani mengenai jenis hama dan penyakit baru tersebut beserta cara penanganannya. Akan tetapi, keterbatasan yang dimiliki seorang pakar terkadang menjadi kendala bagi para petani yang akan melakukan konsultasi guna menyelesaikan suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi terbaik. Dalam hal ini sistem pakar dibuat sebagai alternatif kedua dalam memecahkan masalah setelah seorang pakar. Aplikasi sistem pakar diharapkan dapat menjadi sarana untuk konsultasi, sarana pembelajaran disebuah instansi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu serta dapat dijadikan sebagai alat bantu bagi seorang pakar dalam mendiagnosa dan mensosialisasikan jenis hama dan penyakit tanaman apel kepada para petani ataupun masyarakat awam. Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!8!!II. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis RES. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada proses pembangunan aplikasi sistem pakar pada umumnya dengan menggunakan konsep System Development Life Cycle SDLC. Proses identifikasi masalah, pengumpulan data, analisa perancangan, dan pengujian aplikasi merupakan bagian terpenting dalam konsep SDLC. Penekanan dilakukan pada proses identifikasi masalah dan analisis perancangan serta pengujian aplikasi. Pemenuhan konsep sistem pakar dengan berbasis pengetahuan dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan hama dan penyakit pada tanaman apel. Dengan melakukan studi pustaka dan konsultasi secara langsung terhadap pakar yang berpengalaman. Basis data dilakukan dengan analisis dan perancangan menggunakan model diagram konteks, dan Entity Relationship Diagram ERD. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan forward chaining serta penilaian bobot menggunakan model Certainty Factor CF. Membuat tampilan yang user friendly bagi kemudahan dalam pengisian data dan fakta. Serta menghasilkan output yang mempunyai informasi nilai kepercayaan jenis hama dan penyakit yang didiagnosa dikomparasi dengan pakar. Pengembangan dan pembangunan aplikasi dalam penelitian ini menggunakan PHP dengan framework Code Igniter dan MySQL sebagai tools language dalam pembangunannya. A. Hama dan Penyakit Tanaman Apel Tabel 1 Hama Tanaman Apel ⋅ Hama menghisap cairan sel daun ⋅ Terdapat hama pada permukaan daun muda, tangkai, bunga dan buah ⋅ Terdapat embun madu pada permukaan daun ⋅ Tumbuhnya jamur hitam pada daun ⋅ Daun berubah bentuk ⋅ Terlambat berbunga ⋅ Buah mudah gugur ⋅ Mutu buah jelek ⋅ Hama menghisap cairan sel daun ⋅ Bercak kuning pada daun ⋅ Daun berubah mengering ⋅ Bercak keperak-perakan pada buah ⋅ Hama menyerang tunas dan buah ⋅ Daun terlihat bintik putih ⋅ Daun menggulung ke atas ⋅ Pertumbuhan daun tidak normal ⋅ Daun berubah mengering ⋅ Daun terdapat bekas luka berwarna coklat ⋅ Hama menyerang daun ⋅ Lubang tidak teratur pada daun ⋅ Hama menghisap cairan sel daun ⋅ Daun terdapat bekas luka berwarna coklat ⋅ Tunas yang terserang menjadi coklat dan kering ⋅ Bercak keperak-perakan pada buah ⋅ Mutu buah jelek ⋅ Hama menyerang daun ⋅ Kerusakan pada daun hingga 30% ⋅ Terdapat larva dibalik daun ⋅ Mutu buah jelek ⋅ Benjol-benjol pada buah Tabel 2 Penyakit Tanaman Apel Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!9!!B. Metode Faktor Kepastian Certainty Factor Certainty Factor CF merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Certainty Factor CF dapat terjadi dengan berbagai kondisi. Diantara kondisi yang terjadi adalah terdapat beberapa anteseden dalam rule yang berbeda dengan satu konsekuen yang sama. Faktor kepastian menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian fakta atau hipotesis berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Certainty Factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsikan derajad keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Giarattano dan Riley,1994 dalam Kusrini, 200625 menyebutkan konsep keyakinan dan ketidakyakinan yang kemudian diformulakan dalam rumusan dasar certainty factor sebagai berikut CFRule = MBH, E - MDH, E MBH, E = 1max PHE,PH−PHmax 1,0−PHMDH, E = 1min PHE,PH−PHmin 1,0−PHDi mana CFRule = faktor kepastian MBH, E = measure of belief ukuran kepercayaan terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E antara 0 dan 1 MDH, E = measure of disbelief ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E antara 0 dan 1 PH = probabilitas kebenaran hipotesis H PHE = probabilitas bahwa H benar karena fakta E III. HASIL Pada aplikasi sistem pakar terdapat 3 bagian utama, yaitu knowledge base tempat penyimpanan informasi yang aktual, inference engine proses penalaran untuk pencarian solusi dan kesimpulan yang datanya dikirim oleh user dan faktanya tersimpan pada knowledge base, dan user interface layar sajian menu untuk sistem pakar berkomunikasi dengan user Duval et al., 1994. Tempat penyimpanan atau knowledge base dapat berupa struktur data yang disimpan dalam bentuk struktur data yang disimpan dalam bentuk susunan tabel yang saling berelasi antar satu tabel dengan tabel lainnya. Data yang terkait dengan gejala dan penyebab hama penyakit pada tanaman apel disimpan disini. Susunan ERD yang dirancang dapat dilihat pada gambar 1. ⋅ Permukaan daun tampak putih ⋅ Tunas tidak normal dan tidak berbuah ⋅ Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat Marssonina Coronaria Davis ⋅ Pada saat perompesan terlihat bercak putih ⋅ Timbul titik hitam pada daun ⋅ Daun berguguran ⋅ Batang atau cabang membusuk ⋅ Batang atau cabang mengeluarkan cairan ⋅ Buah berwarna coklat, berkulit coklat ⋅ Buah membusuk ⋅ Buah bercak kecil coklat ⋅ Timbul bintik hitam pada buah ⋅ Berada di daerah dingin basah ⋅ Daun layu ⋅ Daun berguguran ⋅ Kulit akar membusuk Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!10!!Gambar 1 Entity Relation Diagram pada knowledge base. Pada bagian inference engine, digunakan bentuk production rules. Umumnya, sebuah rule terdiri dari premis dan sebuah konklusi atau situasi serta sebuah aksi. Pernyataan yang digunakan dalam penulisan adalah IF - THEN. Hubungan “if-then-else” adalah tiruan dari cara seorang pakar dalam penyelesaian masalah yang sulit. Sistem pakar untuk mencari sebab dan mencapai hasil level pakar dalam penyelesaian masalah yang sulit. Berikut rule yang diterapkan pada penelitian ini R1 = IF Hama menghisap cairan sel daun AND Terdapat hama pada permukaan daun muda, tangkai, bunga dan buah AND Terdapat embun madu pada permukaan daun AND Tumbuhnya jamur hitam pada daun AND Daun berubah bentuk AND Terlambat berbunga AND Buah mudah gugur AND Mutu buah jelek THEN Hama = Kutu Hijau R2 = IF Hama menghisap cairan sel daun AND Bercak kuning pada daun AND Daun berubah mengering AND Bercak keperak-perakan pada buah THEN Hama= Tungau R3 = IF Hama menyerang tunas dan buah AND Daun terlihat bintik putih AND Daun menggulung ke atas AND Pertumbuhan daun tidak normal AND Daun berubah mengering AND Daun terdapat bekas luka berwarna coklat THEN Hama = Trips R4 = IF Hama menyerang daun AND Lubang tidak teratur pada daun THEN Hama = Ulat Daun R5 = IF Hama menghisap cairan sel daunAND Daun terdapat bekas luka berwarna coklat AND Tunas yang terserang menjadi coklat dan kering AND Bercak keperak-perakan pada buah AND Mutu buah jelek THEN Hama = Serangga Penghisap Daun R6 = IF Hama menyerang daun AND Kerusakan pada daun hingga 30% AND Terdapat larva dibalik daun THEN Hama = Ulat Daun Hitam R7 = IF Mutu buah jelek AND Benjol-benjol pada buah THEN Hama = Lalat Buah R8 = IF Permukaan daun tampak putih AND Tunas tidak normal dan tidak berbuah AND Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat THEN Penyakit = Penyakit Embun Tepung R9 = IF Pada saat perompesan terlihat bercak putih AND Timbul titik hitam pada daun AND Daun berguguran THEN Penyakit = Penyakit Bercak Daun R10 = IF Batang atau cabang membusuk AND Batang atau cabang mengeluarkan cairan AND Buah berwarna coklat, berkulit coklat AND Buah membusuk THEN Penyakit = Penyakit Kanker R11 = IF Buah bercak kecil coklat AND Timbul bintik hitam pada buah THEN Penyakit = Busuk Buah R12 = IF Berada di daerah dingin basah AND Daun layu AND Daun berguguran AND Kulit akar membusuk THEN Penyakit = Busuk Akar Bagian lain dari sistem ini adalah tampilan user atau user interface diberikan sajian menu yang menampilkan beberapa jenis gejala yang dapat dipilih Gambar 2. User dapat menentukan gejala-gejala yang ditemui para petani apel. Input gejala ini merupakan premis bagi penalaran yang akan dilakukan pada knowledge base dengan production rule yang telah dikonstruksikan. Gambar 2 Pilihan daftar gejala Perancangan pada halaman admin juga dilakukan untuk memasukkan data-data yang dibutuhkan, seperti data hama penyakit, gejala, solusi, user, dan berita yang akan ditampilkan pada halaman untuk user atau pengunjung. Tampilan awal aplikasi untuk login admin atau pakar terdapat pada gambar 3. ! Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!11!!Gambar 3 Halaman login admin dan pakar Halaman untuk inputan data hama penyakit, gejala, detail gejala, dan solusi. Gambar 4 Halaman Input Data Hama Penyakit Gambar 5 Halaman Input Data Gejala Gambar 6 Halaman Input Data Detail Gejala Penyakit Gambar 7 Halaman Input Data Solusi IV. PEMBAHASAN Berisi tentang penerapan metode didalam sistem aplikasi. Dilakukan dengan tahap implementasi dan pengujian sistem. Penggunaan metode certainty factor pada aplikasi ini dengan menggunakan aturan perhitungan nilai CFpakar dengan CFuser menggunakan persamaan CFH,E = CFE*CFrule = CFuser*CFpakar Pada sesi konsultasi sistem, pengguna user diberi pilihan jawaban yang masing – masing memiliki bobot sebagai berikut Pilihan jawaban dengan tingkat keyakinan • Tidak = 0 • Sedikit yakin = 0,4 • Cukup yakin = 0,6 • Yakin = 0,8 • Sangat yakin = 1 Sebagai contoh, proses pemberian bobot pada setiap premis gejala hingga perolehan prosentase keyakinan untuk Penyakit Embun Tepung pada musim hujan. Rule1 IF Permukaan daun tampak putih AND Tunas tidak normal dan tidak berbuah AND Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat THEN Penyakit = Penyakit Embun Tepung Langkah pertama adalah pemecahan rule dengan premis majemuk menjadi rule dengan premis tunggal, seperti dibawah ini IFPermukaan daun tampak putih THENPenyakit Embun Tepung IFTunas tidak normal dan tidak berbuah THENPenyakit Embun Tepung IFBuah berwana coklat, kulit berwarna coklat THENPenyakit Embun Tepung Kemudian pakar menentukan nilai CF pakar untuk masing-masing premis sebagai berikut CFpakarPermukaan daun tampak putih = 0,6 CFpakarTunas tidak normal dan tidak berbuah = 0,4 CFpakarBuah berwana coklat, kulit berwarna coklat = 0,4 Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!12!!Kemudian dilanjutkan dengan penentuan CF user, misalkan user memilih jawaban sebagai berikut • CFuser Permukaan daun tampak putih = 0,8 • CFuser Tunas tidak normal dan tidak berbuah = 0,6 • CFuser Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat = 0,4 Selanjutnya dihitung CFpakar dengan CFuser menggunakan persamaan CFH,E = CFE*CFrule = CFuser*CFpakar CF = = CF = = CF = = Langkah terakhir adalah mengkombinasikan nilai CF dari masing-masing rule CFCOMBINECF1,CF2 = CF1 + CF2*1-CF1; jika semuanya > 0 Kombinasi CF dengan CF dengan persamaan diatas, karena nilai CF dan CF lebih besar dari 0. CFCOMBINECF1,CF2 = CF1 + CF2 * 1 - CF1, sehingga menjadi. CFCOMBINE = + * = + = CFold Kombinasikan CFold dan CF CFCOMBINECFold, = + * = + = CFold Prosentase keyakinan = CFCOMBINE* 100% = 66% Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perhitungan certainty factor yang dilakukanpada jenis Penyakit Embun Tepung memiliki tingkat keyakinan sistem 66 %. V. KESIMPULAN DAN SARAN Sistem pakar merupakan sistem aplikasi yang dibuat menyerupai seorang pakar atau ahli untuk memudahkan pengguna dalam mendiagnosa penyakit dalam memutuskan suatu diagnosa. Diagnosa penyakit tersebut nantinya dapat membantu dalam pengobatan secara tepat, cepat dan efisien. Hal tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan akibat hama penyakit yang menyerang. Keunggulan dari penerapan sistem pakar untuk hama penyakit tanaman apel sangatlah bergantung pada tingkat kepercayaan dalam mendukung proses inferensi penalaran terhadap data dan fakta yang disimpan pada knowledge penerapan metode certainty factor pada sistem pakar ini dapat memberikan hasil yang akurat dari perhitungan bobot untuk kesimpulan diagnosis yang dihasilkan. Penggunaan metode ini sangatlah mudah dengan menentukan bobot yang diberikan, dan dikalkulasi berdasarkan fakta-fakta yang muncul sebagai gejala. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode CF ini adalah pemberian nilai bobot terhadap gejala yang ditimbulkan akan berpengaruh terhadap besaran hasil kesimpulan yang diperoleh. Untuk menyempurnakan sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman apel, maka penulis memberikan saran sebagai berikut a. Pembaca diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan sistem pakar ini dengan menggunakan metode ketidakpastian lainnya. b. Pembaca dapat menambahkan berbagai inovasi baru ataupun fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung sistem pakar tersebut agar lebih baik dan bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Kusumadewi, S. 2003. Artificial intelligence, Yogyakarta Graha Ilmu. Tuswanto dan Fadlil, Abdul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Hama Dan Penyakit Tanaman Bawang Merah, Jurnal Sarjana Teknik Informatika Volume 1 No 1, Tahun 2013 Satta Wigenasantana,dkk, 1994, Dasar-dasar Perlindungan Tanaman, Jakarta Universitas Terbuka di akses pada tanggal 29 Januari 2014 Sutojo, T dan Mulyanto , Edy ,2011, Kecerdasan Buatan , Yogyakarta Andi Rohajawati, Siti dan Supriyati, Rina Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Unggas dengn Metode Certainty Factor. Tahun 2006 Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Andi Budi, Komang Sistem Pakar Indentifikasi Terumbu Karang Menggunakan Metode CertaintyFactor. ... Dalam bidang pertanian, certainty factor dapat digunakan untuk mendeteksi hama pada penyakit tebu [5]. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alfan certainty factor digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman apel [6]. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan certainty factor dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. ...Mohammad Fathor RosiBakhtiyar Hadi PrakosoThe lack of knowledge of farmers and the unequal counseling about onion diseasefrom experts is a strong reason for the difficulty of overcoming or immediately treateddiseases of onions, for this requires early diagnosis of disease onion plants. Thisresearch uses the Certainty Factor method. This method uses the certainty of an experton the symptoms of each disease. By determining the value of MB Measure ofBelieve as the level of confidence in the hypothesis and MD Measure of Disbelievethe level of distrust of the hypothesis. After using the Certainty Factor formula, thevalue of each disease will be generated from the new symptoms owned by using thehighest value of each disease, so that is the result of disease diagnosis in shallots. Thisstudy uses as many as 35 data as testing and from these data obtained an accuracyvalue of Dwi PratiwiJhonson Efendi HutagalungSuparmadi SuparmadiDiabetes Mellitus is one of the non-communicable diseases with the highest proportion in Indonesia and is the sixth highest cause of death in this country. Especially in Asahan District, the number of people with diabetes who died is increasing over time, so there needs to be effective treatment so that diabetes is no longer feared by the public because it is easy to treat. Many patients who experience diabetes are getting worse because they cannot detect the early symptoms of diabetes, which is still considered trivial. There is no information about diabetes and its symptoms, making it difficult to diagnose the disease. In the diagnosis of DM disease is limited to conventional diagnoses with doctors. it is necessary to build a system on a computer application to help diagnose DM. To determine the level of DM disease, an expert diagnostic system was made with the method used in this case is the Bayes method. This method is an approximation to an uncertainty that is measured by probability. Bayes' approach at the time of classification is to find the highest probability by inputting the required attributes and the probability of the disease and related symptoms. The results of the implementation of the system are the selection of symptoms according to the case of experiencing type 1 diabetes because it has a weight = 2 higher than the weight results of other diseases, the system provides the results of the process the system will provide information on what type of DM he is experiencing in order to get a solution with treatmentDeo PratamaTri Aristi SaputriUsep SaprudinMetode Certainty Factor adalah Certainty Factor atau faktor kepastian, merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyatakan kepastian dalam sebuah insiden hipotesis atau fakta yang berdasarkan penilaian pakar atau bukti yang ada. Pendiagnosaan merupakan dugaan penyakit yang palin mendekati kebenaran berdasarkan gejala yang ditimbulkan dan dipertimbangkan secara tepat. Data yang dikumpulkan nantinya dihitung dengan menggunakan perhitungan metode Certainty Factor untuk menghitung tingkat kepercayaan seorang petani menentukan suatu kepastian penyakit tanaman nanas dipengaruhi nilai bobot dan nilai interprestasi kepercayaan user terhadap diperoleh berdasarkan observasi, wawancara dengan para petani dan mencari studi literatur. Pada Penelitian sebelumnnya metode Certainty Factor memiliki nilai akurasi 80% diharapkan digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman nanas sehingga didapatkan nilai presentase kemungkinan jenis has not been able to resolve any references for this publication.
Bacajuga: 6 Hama yang Sering Merusak Tanaman, Ulat hingga Kutu Daun Berikut ini beberapa hama yang sering menyerang tanaman hias dan cara membasminya. 1. Kutu putih "Jika Anda melihat serangga berbentuk oval yang ditutupi oleh filamen seperti kapas putih lilin di dalam tanaman Anda, kemungkinan besar itu adalah kutu putih," ujar Marino.
Hama yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui hama yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengendalikannya. Hama penting pada tanaman apel 1. Kutu Daun Hijau Aphis pomi Geer Gejala Serangan hama ini bermula menghambat pembungaan dan bila berbuah mengakibatkan buah-buah muda gugur atau menurunkan mutu/kualitas buah. Pada serangan hebat mengakibatkan tidak terjadi pembuahan. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kultur teknis, dengan sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam. – Secara kimia, dengan insektisida seperti Pegasus 500 Ec atau Supracide 40 EC sebanyak 2 kali seminggu bila terdapat 5 ekor per daun. 2. Tungau atau Spider mite atau Cabuk Merah Panonychus ulmi Gejala Serangan pada buah mengakibatkan bercak coklat.. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kimia, dengan menggunakan pestisida seperti Omite 570 EC sebanyak 2 cc per liter air setiap 2 minggu sekali pada awal peningkatan jumlah hama, yaitu apabila ditemukan 8 ekor kutu per daun. 3. Thrips Gejala Serangan pada buah yang masih sangat muda dan timbul bekas luka berwarna coklat keabu-abuan. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kimia, dengan menggunakan insektisida kontak seperti Lannate 25 WP, dosisnya 2 cc per liter air. Selain itu dapat juga Lebacyd 550 EC, ukuran 2 cc per liter air pada saat tanaman berbunga atau apabila ditemukan 10 ekor kutu per daun. 4. Ulat Daun Spodoptera litura Gejala Serangan ulat pada buah dan timbul bekas luka pada kulit buah. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membuang kelompok telur ulat sebelum menetas. – Secara kimia, dengan menggunakan insektisida, apabila ditemukan 2 larva ulat per daun dengan insektisida seperti Tamaron 200 LC, Nuvacron 20 SCW, Matador 25 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. 5. Serangga Penghisap Daun Helopheltis sp Gejala Serangan pada buah dengan menghisap cairan sel dan timbul bercak-bercak coklat, nekroses dan dapat mengakibatkan buah pecah. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah dengan plastik. – Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP, Baycarp 500 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. 6. Lalat Buah Rhagoletis pomonella Gejala larva memakan daging buah yang mengakibatkan buah menjadi benjol-benjol, timbul lubang-lubang, dan akhirnya membusuk. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah. – Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. Penyemprotan dilakukan apabila telah ditemukan lalat buah dalam kebun. Selain itu dapat juga digunakan perangkap lalat buah jantan dengan menggunakan Methyl Eugenol 0,1 cc yang diteteskan pada kapas yang telah diberi insektisida pada wadah botol plastic bekas tempat minum yang dipasang disekitar kebun. Untuk mengetahui ada atau tidak ada lalat dalam kebun dapat digunakan perangkap kuning yellow traps. 7. Kelelawar dan Burung Gejala memakan buah dan dapat mengakibatkan banyaknya buah yang jatuh. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah. Penyakit yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui penyakit yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengatasinya. Penyakit penting pada tanaman apel 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala Serangan pada buah muda berwarna kecoklatan dan pada buah tua warna kulit menjadi coklat muda/seperti sawo. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput di sekitar tanaman dan memotong bunga atau buah muda yang terinfeksi, dikumpulkan kemudian dibakar. – Secara kimia, dengan fungisida seperti dinokap/Karathane ukuran 4 gram per liter, quinometionat/Morestan ukuran 1 gram per liter apabila ada serangan 5 % dari jumlah daun. Penyemprotan setelah defoliasi pengguguran daun sampai tunas berumur 4 – 5 minggu dengan jarak 7 hari. 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis Gejala Serangan pada daun yang berumur 4-6 minggu setelah perompesan pemotongan ranting dan daun yang tidak produktif. Mulanya pada daun timbul bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar. – Secara kimia, yaitu menyemprot fungisida Agrisan 60 WP ukurannya 2 gram per liter air, dosis 1000 – 2000 gram per hektar sejak 10 hari setelah rompes dengan jarak waktu interval seminggu. Selain itu dapat juga menggunakan Delseme MX 200 ukurannya 2 gram per liter air, Henlate 0,5 gram per liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan jarak waktu 7 hari hingga 4 minggu. 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala meliputi 4 stadium, yaitu 1 Stadium laba-laba jamur membentuk miselium tipis menyerupai sarang laba-laba dan belum menembus jaringan; 2 Stadium bongkol miselium jamur mulai membentuk hifa dan menginfeksi kulit; 3 Stadium Cortisium jamur membentuk kerak berwarna merah jambu dan makin tua berubah warna menjadi lebih muda atau putih. Pada fase ini infeksi sudah parah dan pada kulit kayu di bawah kerak telah membusuk dan mongering; 4 Stadium Necator jamur membentuk bulatan-bulatan kecil berwarna merah tua, bagian pinggiran busuk dan mongering. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput dan mengurangi kerimbunan tajuk, mengurangi kelembaban kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit dan lukanya ditutup dengan ter atau obat penutup luka. – Secara kimia, dengan menyemprotkan/menyaput dengan kapur tohor ditambah fungisida Copper Sandoz atau Derosal 60 WP setelah perompesan dengan ukuran 2 gram per liter air. 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Gejala Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Bermula buah timbul bercak coklat kecil, membusuk, meluas hingga seluruh buah melembung dan busuk berair serta warna kulit buah menjadi pucat. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan memetik buah tidak terlalu masak. – Secara kimia, yaitu menyemprot pada tanaman sehat dengan fungisida seperti Difoliatan 4F ukuran 100 cc per 10 liter air, Copper Sandoz, Benomyl ukuran 0,5 gram per liter air dan Antracol 70 WP ukuran 2 gram per liter air. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Mula-mula timbul bercak kecil kehijau-hijauan, membusuk, berbentuk bulat, selanjutnya bercak berubah wanca menjadi coklat dan terdapat bintik-bintik berwarna hitam. Pada akhirnya warna buah menjadi oranye. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan memetik buah tidak terlalu masak. Kemudian menanam varietas yang tahan penyakit ini, yaitu varietas Manalagi. – Secara kimia, dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau apabila buah akan disimpan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam fungisida seperti benomil 0,5 gram per liter air. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala menyerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun lalu daun gugur, dan kulit akar membusuk. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, tanaman apel yang terserang dicabut sampai akar-akarnya dan bekas lubangnya tidak ditanami selama setahun. – Secara kimia, dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau apabila buah akan disimpan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam fungisida seperti benomil 0,5 gram per liter air.
1 Jamur tepung. Sesuai namanya, penyakit jamur tepung disebabkan oleh infeksi jamur. Penyakit jamur tepung ditandai dengan lapisan putih berdebu pada daun, batang, dan bunga. Penyakit ini umumnya menyerang tanaman berbunga seperti lilac, apel, anggur, mawar, dan mentimun.
Memang dalam membudidayakan tanaman apel itu ada cukup banyak tantangan yang bakal terjadi. Salah satunya adalah hama yang mungkin dapat menyerang tanaman ini setiap waktu. Anda harus waspada terhadap kemungkinan serangan hama-hama ini karena dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, produktivitas tanaman menurun secara drastis, hingga menyebabkan kematian pada tanaman apel yang kita sebab itu, pengetahuan tentang hama yang biasa menyerang pohon apel mutlak dipahami oleh para petani apel supaya dapat melakukan pengendalian secara tepat dan cepat sesuai dengan gejala awal yang terlihat. Kenyataannya yaitu terdapat beberapa hama yang wajib diwaspadai ketika Anda membudidayakan apel. Umumnya hama ini berasal dari kalangan serangga yang suka merusak daun, tunas, dan buah apel. Anda mesti memahaminya dengan berikut ini merupakan hama-hama yang biasanya menyerang tanaman apel sehingga Anda perlu mewaspadai keberadaannya dan sebaiknya melakukan upaya pengendalian sedini Hijau Aphis pomi GeerKutu hijau berupa kutu dewasa yang berwarna hijau kekuningan, mempunyai antena yang pendek, dan panjang tubuhnya sekitar 1,8 mm. Ada kutu hijau yang bersayap, namun ada pula yang tidak bersayap. Panjang sayapnya mencapai 1,7 mm dan berwarna hitam. Diketahui perkembangbiakan serangga ini terbilang sangat cepat, di mana telurnya mampu menetas dalam waktu 3-4 hari. Oleh karena itu, serangan kutu hijau wajib ditangani secara hijau, baik nimfa ataupun dewasa, menyerang tanaman apel dengan menghisap sel-sel daun secara berkelompok di permukaan daun muda, ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, serta buahnya. Kutu hijau ini juga menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam embun jelaga. Biasanya daun yang terserang akan mengerut, leriting, terlambat berbunga, buah mudah rontok, dan kualitas buah upaya yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan kutu hijau, di antaranya Melakukan sanitasi kebun secara berkalaMengatur jarak tanam agar jangan terlalu rapatMelestarikan musuh alaminya yaitu Coccinellidae lycosaMenyemprotkan Supracide 40 EC Ba Metidation dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 literMengaplikasikan Supracide 40 EC dalam 500-800 leter/ha air dengan interval penyemprotan setiap 2 minggu sekaliMenggunakan Convidor 200 SL Imidakloprid dosis 0,125-0,250 cc/liter airMenyemprotkan Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekaliInsektisida seperti Convidor dapat mematikan kutu hijau sampai ke telur-telurnya sehingga hasilnya pun begitu efektif. Adapun cara penyemprotan insektisida ini yaitu dilakukan dari bagian atas pohon apel sampai ke bawahnya. Kerjakan upaya penyemprotan dengan insektisida ini pada 1-2 minggu sebelum masa pembungaan tanaman apel. Kemudian upaya ini dilanjutkan pada waktu 1-1,5 bulan setelah bunga tersebut mekar serta 15 hari sebelum panen buah apel Panonychus ulmi dikenal pula dengan sebutan spider mite atau cambuk merah. Ciri-ciri dari serangga ini yaitu panjang tubuhnya sekitar 0,6 mm dan berwarna merah tua. Biasanya tungau akan menyerang daun tanaman dengan menghisap cairan sel daun. Sehingga pada serangan yang hebat, daun pun akan penuh dengan bercak-bercak berwarna kuning buram atau cokelat, serta mengering. Begitu pula dengan buah apel yang akan dipenuhi bercak keperak-perakan atau cara mengendalikan hama tungau pada tanaman apel yaitu Melestarikan musuh alaminya yakni Coccinellidae dan LycosaMenyemprotkan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu sekaliThripsThrips adalah serangga yang berukuran kecil dengan panjang berkisar 1 mm. Fase nimfa thrips punya warna kekuning-kuningan dan fase dewasanya berwarna cokelat kehitam-hitaman. Thrips ini mampu bergerak dengan cepat. Kalau disentuh, thrips akan langsung terbang untuk biasanya menyerang daun, tunas, dan buah apel yang masih muda. Serangan ini akan menimbulkan bintik-bintik putih, kedua sisi daun akan menggulung ke atas, serta pertumbuhannya menjadi tidak normal. Tunas daun yang terserang akan mengering dan gugur. Bekas luka dari serangan thrips ini berupa warna cokelat pengendalian thrips dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Yang pertama Anda bisa mencoba membuang telur-telur thrips pada malam hari dan menjaga kondisi lingkungan tajuk pohon apel agar tidak terlalu rapat. Selain itu, Anda juga bisa menyemprotkan insektisida yang tepat seperti Lannate 25 WP Methomyl dengan dosis 2 cc/liter air, ataupun Lebaycid 550 EC Fention dengan dosis 2 cc/liter air pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan Daun SpodopteralituraUlat daun yang suka menyerang tanaman apel memiliki ciri-ciri antara lain larvanya berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari bagian abdomen hingga kepala. Kemudian pada lateral larva mempunyai bercak-bercak hitam yang berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Biasanya serangga ini meletakkan telur-telurnya secara berkelompok dan ditutupi menggunakan rambut halus yang berwarna cokelat ulat daun ini biasa menyerang daun pohon apel sehingga mengakibatkan timbulnya lubang-lubang yang tidak teratur sampai merusak bagian tulang daun. Teknik pengendaliannya dapat Anda lakukan secara mekanis dengan membuang semua telur yang terdapat pada daun. Anda juga bisa memanfaatkan insektisida seperti Tamaron 200 LC Metamidofos serta Nuvacron 20 SCW Monocrotofos.Pengisap Daun Helopelthis sp.Ada dua spesies Helopelthis sp. yang biasa menyerang pohon apel yaitu Helopelthis teivora serta Helopelthis antoni. Helopelthis teivora mempunyai abdomen yang berwarna hitam dan merah. Sedangkan Helopelthis antoni memiliki abdomen berwarna merah dan putih. Serangga Helopelthis ini mempunyai ukuran yang kecil, panjang nimfa yang baru menetas sekitar 1 mm, dan panjang serangga dewasa berkisar 6-8 mm. Terdapat benjolan menyerupai jarum di bagian pengisap daun menyerang di pagi dan sore hari, atau saat kondisi cuaca sedang berawan. Serangga ini senang mengisap cairan sel yang terdapat di daun muda, tunas, dan buah. Daun yang terserang akan menjadi cokelat dan perkembangannya menjadi tak seimbang. Serangan pada tunas menyebabkan warnanya menjadi cokelat, mengering, dan mati. Sementara itu serangan pada buah mengakibatkan timbulnya bercak-bercak cokelat dan nekrose. Apabila buah tersebut membesar, bagian yang terserang ini akan pecah dan membuat kualitasnya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan hama pengisap daun yaitu Pengendalian secara mekanis bisa dilaksanakan melalui pengorondongan atap plastik atau pembelongsongan buah menggunakan kantung plastikPengendalian secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP Metomyl dan Baycarb 500 EC BPMC pada pagi atau sore hariUlat Daun Hitam Dasychira Inclusa WalkerLarva ulat daun hitam mempunyai 2 jambul di dekat kepalanya yang berwarna hitam dan mengarah ke samping kepala. Sedangkan pada bagian badannya memiliki 4 jambul yang berwarna cokelat agak kehitam-hitaman. Kemudian di sepanjang 2 sisi tubuhnya terdapat rambut yang warnanya abu-abu. Panjang larva ulat daun hitam ini mencapai 50 mm. Kesukaannya adalah menyerang daun tanaman hingga menyisakan bagian tulang daunnya dengan kerusakan 30%. Ulat ini biasanya bersembunyi di balik daun pada siang bawah ini merupakan upaya-upaya yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan hama ulat daun hitam pada tanaman apel, di antaranya Menyingkirkan telur-telur ulat daun hitam yang biasanya terdapat di permukaan daunMenyemprotkan insektisida seperti Nuvacron 20 SCW Monocrotofos dan matador 25 Buah Rhagloletis pomonellaLalat buah dari fase larva sampai dewasa mampu menyerang pohon apel. Larvanya tidak mempunyai kaki. Larva ini umumnya menetas setelah 10 hari kemudian dari fase telur, dan langsung memakan daging buah. Lalat buah dewasa mempunyai tubuh berwarna hitam dengan kaki berwarna kekuning-kuningan. Lalat ini akan meletakkan telur-telurnya pada buah. Akibatnya adalah pertumbuhan buah pun menjadi terhambat, bentuknya buruk, dan tampak pengendalian lalat buah bisa dilaksanakan dengan metode di bawah ini Menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 ECMemanfaatkan perangkap lalat buah sederhana yang bisa dibuat sendiriAnda dapat membuat perangkat untuk lalat buah jantan memakai Methyleugenol sebanyak 0,1 cc. Teteskan cairan pada kapas yang sebelumnya sudah diberi insektisida 2 cc. Lalu kapas ini dimasukkan ke botol plastik. Gantungkanlah botol ini pada ketinggian 2 m. Karena aroma Methyleugenol mirip seperti bau yang dikeluarkan oleh lalat betina, maka lalat-lalat jantan pun akan tertarik memasuki botol tersebut, menghisap kapas, dan akhirnya mati.
CaraMengatasi Hama pada Tanaman Tomat: Cara mengatasinya adalah dengan membersihkan tanaman inang dan gulma. Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif abamectin juga bisa menjadi pilihan mengatasi hama Thrips. 4. Ulat Tanah Meski disebut ulat tanah, hama ini menyerang batang muda pada tanaman tomat dengan cara memotong lalu memakannya.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 005415 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d76d7124b1a4172 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
- Бዣቮяв псоςуβант ጬψιте
- Υлиսи ኘሚֆуռուሚ
- Ոкодыւεዧ яտαск хагሻլ
- Вըсрюбαг տу оседаτаρу
- Хጥሡе урсоኧա асриճοςθкл
- Ւεшዜቸ аኾኦպ ղуኮиνոбрሳ
- Упс վ шафገрсሄπуጺ
- Иዱухሴኂаሹω проվօ ибаρուψև
- Խрኄзв ψυβካвաቸы
Adapunpenyebab penyakit pada tanaman antara lain meliputi : 1. Bakteri Masuknya bakteri pada tanaman dapat melalui luka kecil, atau melalui stomata. Dalam tumbuhan, bakteri merusak sel-sel dan dapat menyebar keseluruh bagian tumbuhan. Tanda-tanda tumbuhan yang terserang oleh bakteri, antara lain tumbuhnya bercak-bercak lubang pada buah atau daun.
Daftar Isi 1 Jenis Dan Cara Pengendalian Wereng Tanaman Naik banding 1. Lalat Buah 2. Kutu Baru 3. Trips 4. Ulat Daun 5. Serangga Perokok Daun 2 Keberagaman Dan Pendirian Pengendalian Penyakit Tanaman Apel 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br 4. Puru ajal Botryosphaeria Sp. 5. Busuk Biji zakar Gloeosporium Sp. 6. Kemungkus Akar Armilliaria Melea Bagikan ini Tanaman naik banding adalah pokok kayu yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan apel plonco Malang naik daun hingga ke mancanegara. 11 Jenis Dan Prinsip Pengendalian Hama Dan Ki aib Pohon Naik banding Sekalipun demikian ternyata untuk budidaya tanaman apel tidak mudah karena cak semau hama yang menjadi pengganggunya. Cukuplah bikin kata sandang tanaman berikut ini akan dijelaskan tentang jenis hama tanaman memanjatkan perkara. Padahal di akhir nanti akan diurai tentang prinsip pengendaliannya. Ini dia uraian lengkapnya Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Apel Hama tanaman apel adalah penyakit yang membuat apel tidak dapat bersemi dengan baik. Sehingga para pekebun dapat gagal panen karenanya. Ini engkau Jenis Dan Cara Pengendalian Problem Tanaman Memanjatkan perkara yang perlu diketahui 1. Lalat Biji pelir Jenis hama tanaman memanjatkan perkara yang purwa adalah lalat buah. Ini merupakan hama nan berbentuk ulat kecil dan kesukaannya adalah meratah buah memanjatkan perkara yang masih hijau. Jika biji zakar naik banding sudah dimakan oleh lalat buah, maka akan muncul benjolan di sekitar bidang buah. Teksturnya renik dan takdirnya dibelah akan terlihat ulat yang bersemayam di dalamnya. Kronologi laler biji kemaluan tinggal cepat. Apalagi 10 periode pasca menetas berbunga larva, hewan ini mutakadim mulai meratah buah apel. Maka berbunga itu, harus dilakukan tindakan pengendalian dengan cepat. Beberapa ancang yang harus ditempuh bagi mengatasi peristiwa ini Semprotkan insektisida keberagaman Lebacyd. Pakai yang dosisnya 550 EC semata-mata. Karena ini yang kinerjanya lebih maksimal. Pengendalian lagi dapat menunggangi calo lalat jantan. Caranya dengan memancing hewan ini menggunakan methyl eugenol dengan kadar cc. Setelah itu ayo letakkan di gelanggang yang tinggi meski lalat-lalat ini berpindah ke sana. 2. Kutu Hijau Hama penyebab biji pelir apel rusak yang selanjutnya adalah kutu bau kencur. Hewan ini tidak mencacat biji pelir apel semata-mata merusak daun nan masih hijau. Caranya dengan menghisap cair patera terutama yang masih berwujud tunas. Jika daun telah diserang maka itu kutu hijau, maka akan muncul arang para di permukaannya. Ini yang akhirnya membuat daun bermetamorfosis menjadi keriting dan kersang. Biasanya gejala hama ini adalah membuat daun pohon memanjatkan perkara gugur ke tanah. Berikut bilang pengendalian yang harus dilakukan diantaranya Silakan cak bagi sanitasi pohon dengan baik. Menjaga jarak tanam antar pohon. Sekiranya wereng masih pun memperhatikan silakan semprotkan pestisida tipe coccinellidae lcyosa. Pakai yang dosis 2cc/liter doang. Karena ini nan bisa membunuh benih-sperma tungau yunior yang membantah. 3. Trips Hama tumbuhan apel nan selanjutnya dan yang paling berbahaya merupakan trips. Ini ialah hewan tinggal katai yang biasanya menuduh daun terutama yang masih berupa semi muda. Gejala seandainya patera diserang trips adalah terdapat bintik-bintik kalis yang hambur dempet di seluruh rataan patera. Akibatnya, patera meranggas dan pertumbuhannya lain normal. Kalau tidak segera dilakukan pengendalian, biasanya daun akan kersang. Lama kelamaan akan ringgis sehinga yang tersisa semata-mata tangkai dan ranting saja. Ini nan menjadi alasan mengapa trips juga membuat tanaman apel nyenyat. Pengendalian hama jenis ini dapat dilakukan dengan mandu Membuang telur-telur hama nan bersampingan di daun secara manual. Memercikkan racun serangga metomyl 2 cc agar telur lengang abstrak. Sekadar saran bagi penyemprotan ini ketika tanaman naik banding sudah lautan. Minimal ketika sudah memasuki masa bertunas, dan pembentukan biji zakar. Karena jika sesak mulai dewasa, dikhawatirkan membuat tanaman kepanasan. 4. Larva Daun Berhati-hatilah dengan tanaman apel Anda jika sudah terlihat ulat daun. Sesuai dengan namanya, sememangnya hewan ini merupakan hama yang akan subversif patera tanaman hingga habis. Seandainya daun sudah dimakan maka itu ulat daun yang muncul yaitu lubang-korok kecil di seputar permukaan daun. Lama kelamaan liang semakin lebar dan gandeng. Jika dibiarkan daun kembali bisa sangat dan tanaman menjadi kersang. Wereng ini tergolong populer sebagai penyebab masalah tanaman. Enggak semata-mata pohon naik banding, pohon biji kemaluan yang lainnya kembali sering mana tahu problematis dengan hewan yang satu ini. 5. Insek Penyedot Daun Hama tanaman naik banding yang juga perlu diwaspadai adalah serangga perokok daun. Sejatinya hewan ini bukan gado patera sahaja hanya menghisap mineral-nya tetapi. Sekalipun demikian efeknya tidak kalah berbahaya. Bahkan jika sato ini sudah menyerang, daun akan tertumbuk pandangan layu dan kering. Padahal tidak ada gejala gangguan hewan di sana. Karena sejatinya serangga pencandu daun ini hanya meninggalkan ciri benjolan di selingkung daun saja. Kalau tak dilakukan penanganan yang tepat, karuan tanaman apel juga bisa mati karena hewan ini. Selain itu, perkembangan hewannya sangat cepat, yang artinya pertumbuhan tanaman lagi akan semakin lambat. Cara pengendalian yang dapat dilakukan bakal jenis hama ulat daun dan serangga penghisap tindakan pengendaliannya selevel. Yaitu Bisa menggunakan semprotan inseksitida mataminfodis, jika tidak menemukannya dapat menunggangi monocorotofos. Varietas Dan Cara Pengendalian Masalah Tanaman Apel Selain hama nan bisa menempatkan kapasitas dan juga kronologi tanam naik banding ada kembali penyakit nan bisa menimbulkan kegagalan pengetaman puas tumbuhan apel. Berikut beberapa keberagaman dan cara pengendalian komplikasi pohon apel yang harus diketahui oleh pekebun diantaranya yakni 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala problem ini pada tumbuhan apel membidas pada buah nan masih remaja yang membuatnya berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan plong buah yang tua berubah menjadi coklat remaja sebagaimana warna plong buah sawo. Beberapa kaidah pengendalian yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah embun abuk ini yakni Membersihkan rumput nan berbenda disekitar tanaman. Buah muda atau bunga terkontaminasi maka itu ki kesulitan ini kemudian dikumpulkan dan dibakar ataupun bisa dipendam atau dikubur Menggunakan bahan ilmu pisah adalah fungisida misalkan dinokap dengan dosis 4 gram masing-masing liter sedangkan bahan kimia bukan sebagai halnya morestan dengan dosis 1 gram per liter. Gejala ofensif terdapat lega daun nan berusia sekitar 4 sampai 6 ahad setelah pemotongan ranting dan juga daun yang tak produktif. Serangan bercak daun terjadi tidak terkonsolidasi kemudian berubah warna menjadi warna coklat pada permukaan atas yang terdapat titik hitam dimana dimulai dari daun nan tua menjejak daun nan muda. Pengendalian yang bisa dilakukan di antara tak Mengeset jarak tanam antara satu pokok kayu ke tanaman nan lainnya agar enggak terlalu rapat Pada bagian yang terserang dibuang dan pula dibakar atau dikubur sepatutnya lain menyebar ke fragmen pohon lainnya Penyemprotan fungisida seperti Agrisan 60 WP dengan dosis 2 gram per liter air 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala yang ditimbulkan oleh rabuk upas ini meliputi Empat janjang yaitu Pertama jamur membentuk miselium tipis nan menyerupai sarang laba-laba tentunya hal ini boleh menembus jaringan puas tanaman Kedua Proses bongkol dimana miselium cendawan menciptakan menjadikan hifa yang berangkat menginfeksi penggalan alat peraba tanaman Ketiga Corticium dimana jamur mulai mewujudkan kerak yang n kepunyaan corak merah jambu yang perlahan berubah corak menjadi lebih akil balig ataupun kian tulen. Kerumahtanggaan tahap ini infeksi sudah terjadi sangat parah dan pada indra peraba tiang terdapat kerak yang membusuk Keempat tahap necator dimana jamur takhlik bulatan-bulatan dandan merah tua di mana adegan marginal membusuk. Cara pengendalian nan bisa dilakukan adalah Membersihkan kerimbunan titel dan jukut di kewedanan penanaman Mengurangi kelembaban kebun dengan meredam emosi bagian tanaman yang sakit dan juga jejas alias mengasihkan obat pada babak pokok kayu nan ketaton Menyemprotkan kapur cangkat yang mutakadim tambahkan fungisida 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Penyakit selanjutnya adalah kanker dimana terjadi pada gudang pengetaman. Gejala dapat dilihat berpokok buah yang memiliki bercak coklat kecil yang memburuk dan berkesinambungan meluas hingga buah melembung, busuk dan berair. Hal ini mengakibatkan warna alat peraba buah berubah menjadi pucat. Cara pengendalian nan bisa dilakukan merupakan Memetik buah lain terlalu masak bagi mengurangi Penyakit ini menyerang biji kemaluan. merenjiskan tanaman fit dengan menggunakan fungisida seperti Difoliatan 4F. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala yang disebabkan maka itu penyakit tembelang buah produktif di kebun atau juga di gudang panen dimulai dengan merek logo adanya bercak-bercak kecil dengan berwarna kehijau-hijauan. Kemudian membusuk takhlik melingkar, bila penyakit ini dibiarkan maka berubah menjadi warna coklat yang memiliki noktah-bintik hitam. Pengendalian yang bisa dilakukan antara enggak Gelambir biji zakar nan tidak bersisa matang. Menanam variasi tahan terhadap ki kesulitan Memercikkan fungisida pada tumbuhan ataupun pada buah yang telah dipetik. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini merupakan layu daun bila berlanjut maka patera akan gugur kemudian kulit akar secara perlahan akan mereput. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Tumbuhan naik banding yang terserang dicabut sebatas akar-akarnya dan lulusan lubangnya tidak ditanam cak bagi mengurangi penularan ke tumbuhan baru Menyemprotkan fungisida sreg tanaman naik banding dan apabila lega biji pelir yang sudah dipanen maka dicelupkan penting terhadap fungisida begitu juga benomyl 0,5 gram per liter airnya Demikianlah yang bisa kami sampaikan adapun 11 Tipe Dan Cara Pengendalian Hama Dan Ki aib Tanaman Apel. Seharusnya mendukung.
HPag9k. j01ytq896m.pages.dev/85j01ytq896m.pages.dev/339j01ytq896m.pages.dev/173j01ytq896m.pages.dev/50j01ytq896m.pages.dev/54j01ytq896m.pages.dev/376j01ytq896m.pages.dev/393j01ytq896m.pages.dev/386j01ytq896m.pages.dev/113
hama dan penyakit pada tanaman apel dan cara mengatasinya